Rabu, 24 Agustus 2016

0812-7336-1787 Jasa Sedot WC & Saluran Air Mampet di Batam

0812-7336-1787  Jasa Sedot WC & Saluran Air Mampet di Batam

 




Hp 081273361787 - 08566559633 Sedot WC & Ahli Mampet Di Batam & Konsultan IPAL / STP / WWTP / IPLT


Tukang Sedot WC Professional dan Service Saluran Mampet (WC - Septictank - Kamar Mandi - Wastafel - Saluran Air - STP - WWTP - Grease Trap/Perangkap Lemak, dll) di Batam - Kepulauan Riau - Indonesia

~ Jasa Perawatan / Maintenance / Pengurasan WWTP / STP / IPLT / IPAL di Pulau Batam
~ Konsultan WWTP / STP / IPLT / IPAL di Pulau Batam
~ Jasa Pembangunan / Rekonstruksi WWTP / STP / IPLT / IPAL di Pulau Batam (Untuk Rumah Sakit, Klinik, Industri, Pabrik, Kawasan Industri, Shipyard, Mall, Hotel, Restaurant, dll)
~ Jasa Rekonstruksi Septictank di Batam
~ Jasa Pembuatan Laporan / Dokumen IPAL (Instalasi Pengelolaan / Pengolahan Air Limbah) per-triwulan, per-semester & tahunan
~ Kontraktor Bangunan Sipil / Renovasi Rumah di Batam
~ Jasa Pengecatan Rumah / Ruko / Gedung / Perkantoran
~ Kontraktor Jasa Pertamanan / Landscaping di Batam
~ Jasa Cleaning Service
~ Jasa Gardener / Perawatan Taman

http://sedotinja.blogspot.com/

 

Selain Melayani Jasa Sedot WC Professional dan Service Saluran Mampet di Batam - Kepulauan Riau - Indonesia, kami juga melayani pekerjaan:

~ Jasa Perawatan / Maintenance / Pengurasan WWTP / STP / IPLT / IPAL di Pulau Batam
~ Konsultan WWTP / STP di Pulau Batam
~ Jasa Pembangunan WWTP / STP di Pulau Batam
~ Jasa Rekonstruksi Septictank di Batam
~ Kontraktor Bangunan Sipil / Renovasi Rumah di Batam
~ Kontraktor Jasa Pertamanan di Batam
~ Jasa Cleaning Service
~ Jasa Gardener / Perawatan Taman

http://momoncomputer.blogspot.com/





TOILET BERSIH RESEP KELUARGA SEHAT BEBAS PENYAKIT

Jagalah toilet tetap bersih sebagai langkah awal untuk hidup lebih sehat. Tahukah kamu bahwa di toilet banyak sekali ditemukan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti diare tifus, dan kolera. Tidak hanya itu saja, virus herpes dan kuman berbahaya lainnya bahkan bisa bertahan di toilet selama sebulan atau lebih!

Agar kamu dan keluarga dapat hidup lebih sehat dan bebas dari penyakit, toilet harus rutin dibersihkan minimal seminggu sekali. Tujuan membersihkan toilet adalah untuk mencegah penumpukan kotoran, karat, dan perkembangbiakan kuman serta menjauhkan toilet dari bau-bau yang tidak sedap.

Lalu langkah-langkah seperti apa saja yang perlu dilakukan untuk menjaga agar toilet tetap bersih?

1. Kamu akan membutuhkan perlengkapan pembersih seperti handuk kertas/tisu dapur, kain lap, spons, sikat WC, sarung tangan karet, dan yang paling penting adalah cairan pembersih toilet seperti Domestos. Usahakan perlengkapan pembersih tersebut berbeda dengan yang biasa kamu gunakan untuk membersihkan bagian rumah lainnya untuk mencegah penyebaran kuman dan bakteri.
2. Sebelum mulai membersihkan, jangan lupa untuk selalu menggunakan sarung tangan karet untuk melindungi tangan dan kulit dari bakteri serta dari cairan pembersih toilet.
3. Pertama tuangkan obat pembersih toilet ke tepi dalam mulut toilet secara merata. Biarkan paling sedikit 15 menit sebelum digosok. Pastikan kamu menggosok setiap bagian toilet. Hal ini akan membantu membersihkan kotoran pada toilet dengan lebih efektif.
4. Untuk membersihkan bagian luar toilet, gunakan handuk kertas agar bisa langsung dibuang setelah digunakan. Namun jika kamu membersihkan bagian luar dengan spons atau kain lap, pastikan kamu mensterilkan kembali alat tersebut.


Menjaga agar toilet tetap bersih merupakan salah satu langkah awal yang bisa dilakukan untuk memulai hidup lebih baik dan lebih sehat. Sesuai dengan langkah Unilever melalui Project Sunlight, kamu diajak untuk hidup dengan lebih baik lewat tiga pilar yakni Health & Wellbeing, Environment, dan Community Empowerment.

Lewat project ini pula Unilever menantang keluarga kamu dalam kompetisi Sunlight Living Challenge Dalam kompetisi ini, kamu ditantang untuk hidup dengan lebih baik untuk masa depan keluarga dan masyarakat yang lebih baik. Jadi, tunggu apa lagi? Bersihkan toilet kamu mulai sekarang.

Sumber : https://brightfuture.unilever.co.id/stories/475467/Toilet-Bersih-Resep-Keluarga-Sehat-Bebas-Penyakit.aspx





Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

IPAL adalah suatu perangkat peralatan teknik beserta perlengkapannya yang memproses / mengolah air sisa proses produksi pabrik, rumah tangga, dll.

Manfaat IPAL IPAL itu sangat bermanfaat bagi manusia serta makhluk hidup lainnya, natara lain:

a. Mengolah Air Limbah domestik atau industri, agar air tersebut dapat di gunakan kembali sesuai kebutuhan masing-masing
b. Membuat air limbah yang akan di alirkan ke sungai tidak tercemar
c.Menjaga kehidupan biota-biota sungai.

Tujuan IPAL Adapun tujuan IPAL yaitu untuk menyaring dan membersihkan air yang sudah tercemar dari baik domestik maupun bahan kimia industri.

Proses IPAL Setelah kita mengetahui pengertian, manfaat, dan tujuan IPAL. Sekarang bagian ini akan membahas proses singkat cara kerja Instalasi Pengolahan Air Limbah. Ada lima tahapan yang perlu dilalui oleh air limbah demi mendapatkan hasil saringan yang bisa digunakan lagi. Untuk penjelasan lebih lanjutnya bisa dilihat di bawah ini:

- Tahap pertama yang dilakukan adalah air limbah tersebut dialirkan ke tempat instilasi. Karena alat yang disedikan sebuah ruang pengaliran agar air limbah masuk kedalam tempat penyaringan dengan lancar.
- Tahap kedua, air limbah akan melalui proses pertama yaitu suatu wadah yang berisi air yang bercampur dengan pasir. Tujuannya untuk melakukan pengendapan partikel-partikel kotor yang ada di air limbah itu. Yang akan mengendapkan partikel tersebut butiran-butiran kecil karbon yang terselip di pasir tersebut yang akan mengikat partikel kotor yang ada di air limbah tersebut.
-Tahap ketiga, air limbah yang telah di saring melalui wadah penampungan pasir akan diteruskan ke wadah yang berisi batu kerikil. Fungsinya hampir sama pada wadah sebelumnya dimana partikel-parttikel yang tidak berhasil diendapkan oleh pasir akan diproses wadah berisi kerikil.
- Tahap keempat, adalah air limbah akan menuju ke wadah berisi tanaman eceng gondok, ukuran wadah ini lebih besar di banding dua wadah sebelumnya. Karena dalam proses ini memerlukan banyak tanaman eceng gondok untuk menetralisasi air limbah. Tanaman eceng gondok yang sering kita lihat di beberapa sungai atau danau memiliki fungsi untuk menyaring dan membersihkan partikel air yang kotor. Karena tanaman ini memiliki zat kimia bersifat penyerap seperti amonia dan fosfat.
- Setelah melewati keempat tahap di atas maka pada tahap yang terakhir ini adalah fase uji coba, dalam wadah penampung ini berisi air yang terdapat beberapa ekor ikan. Karena ikan biasanya digunakan sebagai sampel dalam uji coba penyaringan air salah satunya IPAL ini. Ikan dalam penampungan ini berguna sebagai indikator, untuk mengetahui seberapa bersihnya air limbah tersebut disaring. Dalam proses kita hanya memili dua opsi sebagai kesimpulan yaitu jika ikan dalam penampungan tersebut hidup saat beberapa jam proses penyaringan, maka air tersebut bisa dikatakan bersih dan begitupun sebaliknya.
Sumber : http://www.mrtekno.my.id/




Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kali ini kami akan membahas tentang "Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA)", yang merupakan bangunan atau konstruksi pokok dari sistem pengolahan air bersih. Di dalam pengolahan air bersih secara umum terdapat 3 bangunan atau konstruksi, yaitu: Intake, Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA), dan Reservoir. -Intake Intake merupakan bangunan atau konstruksi pertama untuk masuknya air dari sumber air. Pada bangunan atau kontruksi Intake ini biasanya terdapat bar screen yang berfungsi untuk menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam air. Kemudian air akan di pompa ke bangunan atau konstruksi berikutnya, yaitu Water Treatment Plant (WTP). -Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) adalah sistem atau sarana yang berfungsi untuk mengolah air dari kualitaas air baku (influent) terkontaminasi untuk mendapatkan perawatan kualitas air yang diinginkan sesuai standar mutu atau siap untuk di konsumsi. Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) merupakan sarana yang penting di seluruh dunia yang akan menghasilkan air bersih dan sehat untuk di konsumsi. Biasanya bangunan atau konstruksi ini terdiri dari 5 proses, yaitu: koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan desinfeksi. 1.Koagulasi Pada proses koagulasi dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya sumber air (air baku) biasanya berbentuk koloid dengan berbagai koloid yang terkandung didalamnya. Tujuan proses ini adalah untuk memisahkan air dengan pengotor yang terlarut didalamnya. Proses destabilisasi ini dapat dilakukan dengan penambahan bahan kimia maupun dilakukan secara fisik dengan rapid missing (pengadukan cepat), hidrolis (terjunan atau hydrolic jump), maupun secara mekanis (menggunakan batang pengaduk). 2.Flokulasi Proses flokulasi pada Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) bertujuan untuk membentuk dan memperbesar flok (pengotor yang terendapkan). Disini dilakukan pengadukan lambat (slow mixing), aliran air disini harus tenang. Untuk meningkatkan efisiensi biasanya ditambah dengan senyawa kimia yang mampu mengikat flok-flok. 3.Sedimentasi Proses sedimentasi menggunakan prinsip berat jenis, dan proses sedimentasi dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah didestabilisasi oleh proses sebelumnya (partikel koloid lebih besar berat jenisnya daripada air). Pada masa kini proses koagulasi, flokulasi dan sedimentasi dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) ada yang dibuat tergabung menjadi sebuah proses yang disebut aselator. 4.Filtrasi Dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) proses filtrasi, sesuai dengan namanya bertujuan untuk penyaringan. Teknologi membranbisa dilakukan pada proses ini, selain bisa juga menggunakan media lainnya seperti pasir dan lainnya. Dalam teknologi membran proses filtrasi membran ada beberapa jenis, yaitu: Multi Media Filter, UF (Ultrafiltration) System, NF (Nanofiltration) System, MF (Microfiltration) System, RO (Reverse Osmosis) System. 5.Desinfeksi Setelah melewati proses filtrasi dan air bersih dari pengotor, ada kemungkinan masih terdapat kuman dan bakteri yang hidup, sehingga diperlukan penambahan senyawa kimia dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang dapat mematikan kuman, biasanya berupa penambahan chlor, ozonosasi, UV, pemabasan dll sebelum masuk ke konstruksi terakhir yaitu reservoir. -Reservoir Konstruksi Reservoir dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum didistribusikan.




5 Penyakit Yang Bisa Disebarkan Lewat Sebuah Toilet

Posted By: harni syahrudinon: September 13, 2016In: Info SehatNo Comments

Saat Anda bepergian dan hasrat buat buang air begitu besar, maka mau tak mau Anda pun mulai memakai toilet umum. Sayangnya, kebersihan toilet umum ketika ini masih belum terjamin. Tisu bekas pakai berceceran, dudukan toilet yg kotor, lantai toilet yg basah, dan air yg tak bersih masih dengan gampang Anda temui di sebagian besar toilet umum di Indonesia.


Padahal dilansir dari boldsky.com, keadaan toilet yg demikian bisa menyebarkan penyakit berbahaya seperti di bawah ini.

Infeksi Streptococcus
Infeksi Streptococcus mulai gampang menjangkiti Anda seandainya Anda menggunakan toilet yg kotor. Penyakit yg disebabkan oleh bakteri ini adalah radang tenggorokan, demam, dan menyebabkan kulit memerah. Selain itu, infeksi streptococcus juga mulai membuat Anda rentan mengalami infeksi saluran kemih.
Hepatitis A Hepatitis A yaitu penyakit yg paling umum terjadi seandainya Anda memakai toilet yg kotor. Gejala awal dari penyakit ini adalah demam, mual, dan kram perut. Virus Hepatitis A biasanya ditularkan dari kotoran orang yg terinfeksi.

Infeksi Staphylococcus Infeksi Staphylococcus atau yg biasa disebut dengan infeksi staph adalah infeksi yg menyebabkan sekelompok penyakit seperti demam, sakit kepala, dan rasa gampang lelah. Infeksi staph sangat gampang sekali menyerang buat mereka yg baru saja memakai toilet umum.
Pilek dan flu Tahukah Anda bahwa pilek dan flu dapat disebabkan karena penggunaan toilet yg kotor? Oleh karena itu sangat utama untuk Anda bagi terus menjaga kebersihan toilet di rumah serta berhati-hati ketika memakai toilet umum.

Infeksi E-coli E-coli termasuk bakteri yg dengan gampang ditemukan di toilet kotor. E-coli mulai menyebabkan infeksi yg membuat Anda mengalami buang air besar berdarah, kram perut, serta muntah. Selain di dudukan toilet, gagang pintu juga rentan menjadi tempat bersarangnya bakteri ini.
Jika Anda terpaksa memakai toilet umum, Anda mampu meminimalkan penyebaran bakteri dengan terus membersihkan dudukan toilet dengan tisu basah ketika Anda digunakan. Kemudian, terus cuci tangan setelah buang air besar maupun air kecil.

Sumber: http://www.merdeka.com
Sumber : http://ilmu-sehat.com/3657/5-penyakit-yang-bisa-disebarkan-lewat-sebuah-toilet/




Anda Masuk ke Toilet Sehat Kalau di Dalamnya Memenuhi Enam Syarat Ini acneeinstein.com



TRIBUNNEWS.COM- Setiap hari, seseorang pasti perlu ke toilet. Untuk itu, keberadaan toilet tak hanya di rumah, tetapi juga di sekolah, restoran, stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), dan di sejumlah tempat umum lainnya.

Sayangnya, toilet di tempat umum sering kali tidak terjaga kebersihannya. Ketua Umum Asosiasi Toilet Indonesia (ATI), Naning Adiwoso mengatakan, banyak toilet umum yang tidak layak atau sanitasinya sangat buruk. Seperti halnya pepatah ”bersih pangkal sehat”, toilet yang kotor bisa menjadi sumber penyakit bagi manusia.

“Masih banyak yang kurang sadar akan pentingnya toilet bersih. Padahal toilet penyebar kuman penyakit. Toilet tak hanya harus bersih, tapi higienis,” ujar Naning beberapa waktu lalu.

ATI pun memiliki standar sendiri untuk pembangunan toilet yang layak. Berikut toilet yang ideal dari hasil pemaparan Naning.

Air bersih

Keberadaan toilet tentunya tak terlepas dari air. Air bersih adalah hal utama yang harus tersedia di toilet. Di sejumlah toilet umum, sering kali ditemukan toilet dengan air yang tidak mengalir. Toilet bisa menjadi kotor dan bau pesing jika kekurangan air bersih.

Cukup udara dan cahaya

Naning mengatakan, toilet di Indonesia rata-rata kurang ventilasi dan pencahayaan yang minim. Sebagai negara tropis, banyak toilet yang lembab karena kurang udara. Akibatnya, bakteri pun mudah berkembang biak. Apalagi jika ditambah toilet dengan pencahayaan yang kurang. Menurut Naning, lembab dan kurang cahaya juga bisa memunculkan tumbuhnya jamur di toilet.

Ia mengatakan, sebaiknya pintu kamar mandi dibuat menggantung 20 cm dari lantai. Hal ini juga bisa memudahkan petugas untuk membersihkan.

Tempat sampah Tempat sampah merupakan bagian penting yang haru ada di dalam maupun bagian luar toilet. Di dalam toilet harus tersedia tempat sampah tertutup untuk membuang tisu dan tempat sampah khusus untuk pembalut wanita.

Tempat cuci tangan Toilet juga harus menyediakan tempat cuci tangan dengan sabun. Perilaku cuci tangan pakai sabun harus dibiasakan setelah memakai toilet untuk menghilangkan kuman dan bakteri di tangan. Keran air pun sebaiknya menggunakan sensor tangan. “Tangan itu mata rantai penyakit. Di luar negeri sana, arsitek diminta desain toilet tanpa sentuh tangan,” terang Nanik

Fasilitas untuk lansia dan penyandang disabilitas Perlu ada toilet khusus untuk orang-orang lanjut usia, penyandang disabilitas dan anak-anak. Naning mengatakan, untuk penyandang disabilitas sebaiknya menggunakan pintu geser sehingga lebih mudah dibuka. Di dalam toilet juga disediakan pegangan tangan.

Hemat air Naning mengatakan, total air bersih di bumi hanya 3 persen. Manusia bisa kekurangan air. Untuk itu, kini dikembangkan sanitasi yang ramah lingkungan. Toilet tanpa bak mandi dinilai akan lebih menghemat air ketimbang seseoerang harus mengambil air dengan gayung. “Pakai washlet atau jet shower lebih sedikit menggunakan air dibanding bak mandi,” jelas dia. (Dian Maharani)

Sumber : http://www.tribunnews.com/kesehatan/2014/12/01/anda-masuk-ke-toilet-sehat-kalau-di-dalamnya-memenuhi-enam-syarat-ini



 


Awas BAB Sembarangan Bokong Difoto

BANYUMAS -- Buang air besar (BAB) sembarangan, meskipun dilakukan sambil ngumpet-ngumpet, bisa jadi berujung aib. Setidaknya kalau itu dilakukan di Desa Klahang, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Di desa ini, siapapun yang kedapatan BABS, misalnya pinggir sungai, akan dibidik kamera. Meskipun yang dijepret cuma bokong, namun ketika gambar bokong itu menyebar ke ranah umum, orang-orang akan sedikit mengetahui itu bokongnya siapa.

Memotret bokong warga yang BABS menjadi salah satu kiat Desa Klahang menertibkan orang-orang yang biasa BABS supaya BAB di jamban milik sendiri di rumahnya.

“Kami ingin menciptakan lingkungan yang bersih dengan sanitasi yang sehat,” tutur Ketua Rukun Warga V Desa Klahang, Agus Raharjo ketika menerima para peserta Pelatihan Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP) Program SPBM-USRI Klaster Purwokerto, Kamis (23/1) di Gedung Serba Guna IPAL Komunal KPP Sehat Sejati. Para peserta Pelatihan KPP merupakan pengurus KPP yang berasal dari Kabupaten Banyumas, Brebes, Purbalingga, Cilacap dan Kota Tegal. Mereka berkunjung ke KPP Sehat Sejati Desa Klahang untuk belajar tata cara KPP itu melakukan operasi dan pemeliharaan.

Sejak Program Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat (SPBM) masuk ke Desa Klahang tahun 2012 lalu, upaya menciptakan sanitasi yang bersih dan sehat dilakukan secara gencar. Dengan dana bantuan langsung masyarakat (BLM) SPBM senilai Rp 350 juta, di desa ini telah dibangun satu unit instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dengan jaringan perpipaan. IPAL dibangun di atas lahan seluas 100 meter persegi. Sebanyak 68 kepala keluarga meliputi 260 jiwa dari dua RW telah menjadi pemanfaatnya.

“Dulu masyarakat yang sudah terbiasa BAB di sunga mengaku sulit BAB di jamban. Katanya susah keluar. Tapi kini mereka sudah terbiasa. Jamban telah jadi kebutuhan hidup,” sebut Agus.

Agus mengatakan, sebelumnya warga sempat menyatakan keberatan dengan keharusan membayar iuran IPAL walaupun nilainya cuma Rp 2.000 per bulan. Alasannya dulu sewaktu BAB di sungai tidak dipungut bayaran, sekarang BAB di jamban malah harus bayar. “Tapi warga sekarang sudah sadar mau membayar iuran,” kata Agus.

KPP Sehat Sejati telah bertindak kreatif. Di atas IPAL mereka bangun gedung serba guna permanen seluas lebih kurang 40 meter persegi. Pembangunan gedung menghabiskan dana sekitar Rp 50 juta. Biaya itu berasal dari hasil efisiensi pembangunan IPAL dan sumbangan donatur.

“Dengan membangun gedung ini kami hanya ingin menghapus pikiran bahwa IPAL itu menjijikkan karena isinya kotoran. Sekarang gedung ini sudah digunakan waga untuk berbagai keperluan seperti pertemuan-pertemuan, bahkan pengajian,” ujar Agus.

Bangunan IPAL komunal yang dibangun bulan April 2013, pada hari Kamis 23 Januari 2014 diresmikan oleh Camat Sokaraja HM Nadjib S Sos MSi – Wawan Priatna/Sp Kampanye Publik NPMC SPBM-USRI



Sumber : http://ciptakarya.pu.go.id/spbm-usri/bagus/Awas-BAB-Sembarangan-Bokong-Difoto




Cara Sehat Menggunakan Toilet Umum

Toilet umum merupakan salah satu fasilitas penting yang selalu digunakan ketika sedang berada di kantor, kampus, sekolah, tempat rekreasi, pusat perbelanjaan, restoran dan tempat-tempat umum lainnya. Namun, Anda harus berhati-hati saat menggunakan fasilitas toilet umum. Walaupun terlihat bersih, tetapi jika diteliti begitu banyak kuman yang dapat menyebabkan sakit.

Berbagai kuman seperti E. Coli, Salmonella, dan virus lainnya dapat menyebabkan flu, gangguan pencernaan, atau sakit tenggorokan. Kuman-kuman yang terdapat pada toilet umum bisa masuk ke dalam tubuh saat Anda menyentuh benda-benda yang ada di toilet tersebut. Misalnya ketika menyentuh flush pada kloset, keran, pegangan pintu, atau benda-benda lain yang Anda sentuh.

Berikut beberapa cara aman untuk terhindar dari kuman di toilet umum :
1. Jangan meletakkan barang-barang yang Anda bawa seperti tas, atau dompet di lantai toilet. Gantunglah barang bawaan Anda agar tidak terkontaminasi kuman.
2. Sebelum menggunakan kloset, siramlah terlebih dulu untuk membersihkan sisa kotoran dan urine yang masih menempel di kloset
. 3. Jika menggunakan kloset duduk, seka dudukan toilet dengan menggunakan tisu untuk membersihkan sisa air dan mungkin adanya kotoran disitu.
4. Jika sudah selesai, tekan flush dengan keadaan kloset tertutup untuk menghindari kuman yang terlontar keluar dan mengenai Anda atau pakaian Anda.
5. Selesai menggunakan kloset, jangan lupa cuci tangan dengan menggunakan sabun. Cuci tangan dengan cara yang benar, gosok telapak, punggung tangan, sela-sela jari tangan dan daerah di bawah kuku.
6. Keringkan tangan dengan menggunakan tisu setelah selesai mencuci tangan.
Menggunakan toilet duduk memang lebih praktis, tetapi toilet jongkok justru memiliki kelebihannya tersendiri, diantaranya :

1. Peluang terkena atau tertular kuman lebih kecil dibanding toilet duduk, karena tidak terjadi kontak langsung antara kulit dengan toilet.
2. Posisi jongkok membuat proses pembuangan lebih lancar dan tuntas.
3. Otot-otot sekitar usus besar lebih nyaman bekerja karena otot paha saat jongkok ikut membantu peregangan. Hal ini bisa mencegah terjadinya hernia
. 4. Saat posisi duduk dan mengejan, ada beberapa syaraf yang rentan terkena tekanan, misalnya syaraf kandung kemih, prostat, dan rahim. Sementara posisi jongkok melindungi syaraf-syaraf tersebut dari kerusakan.


https://solusikesehatankita.wordpress.com/2015/01/24/cara-sehat-menggunakan-toilet-umum/



Delight E-Toilet, Toilet Cerdas Masa Depan yang Ramah Lingkungan

1. Sebagian dari Anda tentunya menyangka bahwa penemuan ini adalah sebuah gadget atau barang elektronik lainnya seperti kamera, televisi, atau handphone, namun sayangnya semua perkiraan itu meleset. Pasalnya, penemuan baru yang dikeluarkan oleh Eram Scientific adalah toilet umum elektronik yang diberi nama Deligh E-Toilet.
2. Seperti yang dilansir dari Green Future, majalah independen tentang teknologi, Delight E-Toilet merupakan konsep toilet masa depan yang cerdas dan ramah lingkungan. Betapa tidak dalam artikelnya, dipaparkan bahwa toilet ini penuh dengan kelebihan. Bahkan, dengan dilengkapi teknologi GPRS pemeliharaan dan pemantauan toilet ini bisa dilakukan dari jarak jauh.
3. Lebih dari itu, para pengguna yang ingin menggunakan Delight E-Toilet juga bisa mendeteksi keberadaan toilet canggih tersebut dengan menggunakan ponsel maupun gadget yang dimiliki. “Jadi masyarakat tidak perlu repot dan binggung mencari toilet bila sewaktu-waktu mereka ingin buang air kecil maupun besar,” ungkap Ria John salah satu ilmuan dari Eram Scientific.
4. Dia mengatakan, dalam mendesain Delight E-Toilet pihaknya mendapat bantuan sebesar USD 450 ribu dari yayasan amal Bill dan Melida Gates. Pembuatan Deligt mendapat bantuan karena dianggap sebagai salah satu solusi mutakhir dan cerdas yang dapat digunakan dalam memperbaiki kondisi sanitasi di sejumlah negara yang memang belum berjalan optimal, salah satunya seeperti India yang hampir sebagian masyarakatnya masih buang air besar sembarangan.
5. Saat ini Delight E-toilet sudah dioperasikan disejumlah titik seperti di New Delhi, Kerala dan Uttar Pradesh. Di mana, pada beberapa tahun kedepan pembuatan Delight E-Toilet akan diperbanyak lagi hingga ribuan unit yang tersebar di seluruh India.
6. Kecanggihan Delight E- Toilet memang tidak perlu diragukan lagi. Pasalnya, sebagai toilet cerdas yang berteknologi tinggi Delight dilengkapi dengan sejumlah teknologi mutakhir misalnya, lampu toilet akan mati secara otomatis bila tidak ada yang menggunakan.
1. Selain itu, toilet juga terbukti hemat air, karena waktu keberadaan pengguna akan disesuaikan dengan banyaknya penggunaan air, contohnya bila pengguna berada di dalam toilet selama tiga menit maka air yang digunakan hanya sebesar 1,5 liter saja.
7. Bahkan, penggunaan toilet ini pun sangat mudah dan praktis, sebab hanya dengan memasukkan uang logam dengan tarif yang ditentukan maka semua warga dapat menggunakan toilet elektronik yang mutakhir ini.
8. Ria Jhon menyatakan, melalui keberadaan toilet ini diharapakan masyarakat bisa dengan mudah mengakses toilet yang dilengkapi air bersih. Sehingga, kedepannya angka kesehatan masyarakat pun dapat meningkat.
9. Sementara itu, Bill Gates menuturkan bahwa dirinya sangat bangga dan mendukung penuh terciptanya Deligh E- Toilet ini. “Ini benar-benar solusi yang mutakhir, memang butuh ide kreatif untuk dapat menyelesaikan masalah besar layaknya sanitasi,” terangnya.
10. Disisi lain, Ahli sanitasi dari Institute for Sustainable Futures di University of Technology, Kumi Abeysuriya mengungkapkan, yang perlu diperhatikan pada toilet ini ialah sambungan air dan saluran pembuangan. “Karena, bila luput dari perhatian dan akhirnya tidak berjalan baik, maka keberadaann toilet elektronik ini akan sama seperti toilet umum lain yang berbau dan kotor,” terangnya.
11. Lebih lanjut, dia menambahkan, kedepannya dirinya berharap akan ada teknologi baru dan canggih lagi terkait kebersihan seperti mesin cuci tangan otomatis yang tersedia di setiap sudut jalan. Sehingga, tingkat kesehatan masyarakat dunia dapat lebih meningkat kedepannya.
12. Sumber: www.ampl.or.id
13. Sumber : http://stbm-indonesia.org/dkconten.php?id=7050




Diare dan Sanitasi, Lebih dari Sekadar Membangun Septic Tank



Di Indonesia, 50 dari 1.000 bayi meninggal sebelum menginjak usia lima tahun. Berbagai macam penyakit muncul sebagai penyebab. Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) menduduki peringkat pertama. Sementara di posisi kedua adalah diare. Dari data tahunan, tingkat kematian balita akibat diare mencapai 100.000 jiwa per-tahun. Per hari? 273 balita! Per jam? 11 nyawa balita! Di dunia, diare adalah pembunuh balita tertinggi. Dibandingkan dengan ISPA, diare relatif lebih mudah dicegah dengan perilaku hidup bersih. Diare disebarkan melalui makanan, air dan tangan yang tercemar bakter e-coli. Jadi, sebenarnya, diare mudah dicegah dan diobati. Sementara itu, upaya yang dilakukan pemerintah masih belum menunjukkan penurunan signifikan pada kejadian diare. Pada 2005, tercatat 20 Kejadian Luar Biasa Diare di 11 provinsi di Indonesia. Angka ini cukup tinggi dibanding tahun sebelumnya. Yang juga cukup unik, angka penderita diare mengalami kenaikan tajam memasuki musim penghujan. Apalagi ketika pasca bencana banjir melanda. Dari skema penyebaran diare dan pencegahannya, dapat terlihat sumber dari segala sumber diare adalah tinja. Maka dari itu solusi praktis pencegahan diare adalah adanya sistem sanitasi yang baik. Musim penghujan (dan banjir) ternyata berperan untuk membawa e-coli dari tinja yang ada akibat sistem sanitasi yang buruk. Tidak pernah jauh dari tinja

Sistem sanitasi di Indonesia, harus diakui, masih jauh dari sekadar mimpi menjadi lebih baik. Jakarta, misalnya, patut dicatat di  sebagai kota dengan sejuta . Bagaimana tidak, permukiman di perkotaan di Indonesia masih menggunakan sistem sanitasi yang masih sangat individualistis. Satu rumah satu . Urusan tinja pun menjadi kompleks saat penduduk kota terus bertambah pesat. Permukiman pun menjadi semakin padat penduduk. Kebanyakan orang menganggap urusan pengelolahan tinja sudah tuntas ketika tiap rumah memiliki jamban yang terhubung dengan septic tank. Namun, permasalahan pengelolaan tinja tidak semudah itu dituntaskan oleh sistem septic tank individu macam ini. Kondisi permukiman padat penduduk di kota besar, seperti Surabaya dan Medan, apalagi Jakarta membutuhkan solusi yang lebih dari sekadar membangun septic tank di setiap rumah. Data Bappenas (2006) menyebutkan, lebih dari 60% permukiman di perkotaan di Indonesia memiliki sumur dan septic tank yang jaraknya tidak lebih dari 10 meter. Padatnya permukiman penduduk memaksa letak septic tank berhimpitan dengan sumur di suatu kawasan. Kondisi seperti ini hanya semakin memperburuk kualitas air tanah yang dikonsumsi oleh manusia di sebuah wilayah akibat tercemar oleh tinja. Padahal beberapa penyakit menyebar melalui tinja. Antara lain: tifus, kolera, hepatitis A, polio, serta—yang sedang menjadi pembicaraan kita—diare. Standar Nasional Indonesia (SNI) hanya menyebutkan standar konstruksi septic tank. Belum sampai pada regulasi yang membatasi jumlah septic tank per-satuan luas kawasan. Karenanya, dengan adanya ketentuan tiap rumah wajib memiliki septic tank-nya sendiri, bisa dibayangkan berapa banyak jumlah septic tank di suatu permukiman padat penduduk. Tidak hanya banyak, tapi juga saling berdekatan satu-sama-lain. Melihat carut-marut sanitasi, cukup menjelaskan pembengkakan wabah diare ketika musim penghujan tiba. Infiltrasi air hujan ke tanah, bercampur dengan black water dari septic tank yang tidak sempurna, masuk ke sumur-sumur resapan di sekitarnya. Padahal sumur itu, menjadi sumber air konsumsi dari warga. Bisa dibayangkan bagaimana berbagai bakteri penyebab penyakit yang dibawa oleh air yang tercemar tinja masuk ke setiap perut manusia yang mengkonsumsinya. Dari sini kita melihat ada permasalahan serius dari sistem pengelolaan tinja berbasis individual yang sudah kadung dikenal dan diterapkan masyarakat. Teknologi pengelolaan tinja di negara maju, sebenarnya, sudah mulai menggunakan teknologi sanitasi berbasis komunal. Bahkan beberapa kota di Indonesia, seperti Bandung, Cirebon, Yogyakarta dan Solo, cukup puas menikmati sanitasi berbasis komunal yang dibangun sejak tahun 1910 pada jaman Pemerintahan Belanda. Namun permasalahan kita bukan sekadar membangun infrastruktur sanitasi berbasis komunal, berupa sewerage system. Tantangannya jauh lebih berat dari itu, membangun persepsi masyarakat bahwa tinja bukan lagi urusan privat, melainkan telah menjadi urusan publik. Mengubah persepsi tentang tinja

Bagi kebanyakan orang, tinja masih dianggap sebagai sisa/kotoran yang tidak berguna. Mengandung penyakit dan permasalahan besar lain. Namun tinja juga bisa berguna bagi manusia jika diolah dengan tepat. Saban hari, setiap orang menghasilkan setidaknya 150 – 200 gr tinja. Jika penduduk Indonesia mencapai 200 juta jiwa, maka setiap hari minimal 35 juta ton tinja diproduksi. Dan tidak sampai 1 persen yang dimanfaatkan kembali. Padahal dengan teknologi yang terus berkembang pesat, tinja yang semula dianggap tidak bermanfaat kini bisa diolah menjadi sumber energi yang cukup potensial. Biogas menjadi sebuah langkah inovatif dan alternatif dari semakin langka dan mahalnya bahan bakar minyak. Rupanya, teori fisika tentang hukum kekekalan energi juga berlaku pada tinja. Pernyataan, ‘energi yang dikeluarkan sama dengan energi yang diterima’ sangatlah tepat. Hanya saja, tinggal bagaimana manusia mencari secara kreatif mencari solusinya. Teknologi kian hari kian berkembang. Kini, sistem sanitasi komunal bukan lagi sebatas mengolah air limbah agar tidak lagi mengancam air tanah. Tapi juga dapat mengubah tinja dan urine menjadi sumber energi alternatif ramah lingkungan, yaitu biogas. Di beberapa tempat, biogas telah sebagai sumber energi alternatif itu. Dari energi biogas yang dihasilkan terbukti cukup untuk kebutuhan sehari-hari warga. Efeknya, masyarakat tidak perlu lagi mengeluarkan uang untuk membeli minyak tanah ataupun mencari kayu bakar di hutan. Hanya saja, di daerah perkotaan pembangunan infrastruktur sanitasi komunal masih jarang ditemukan. Apalagi yang mengolahnya menjadi biogas. Fakta yang harus dihadapi adalah ketersediaan lahan di kawasan permukiman padat penduduk di perkotaan. Di kota besar, khususnya di permukiman padat penduduk sulit ditemui lahan yang cukup luas yang ‘rela’ digali dan dibangun sebuah septic tank raksasa. Merelokasi rumah penduduk pun bukan sebuah solusi yang paling tepat.Kondisi keterbatasan lahan ini ditambah dengan model perencanaan perkotaan di Indonesia yang masih acak-adut. Di pinggir-pinggir jalan yang ada di perkotaan terpendam berbagai macam jaringan infrastruktur, seperti telepon, air bersih, gas dan selokan air. Bisa dibayangkan ketika jaringan infrastruktur itu masih harus ditambah dengan pipa-pipa yang menghubungkan jamban di tiap-tiap rumah menuju ke IPAL. Perbaikan sanitasi, dimulai dari mana?

Sistem sanitasi yang baik merupakan sebuah investasi jangka panjang bagi pembangunan indeks manusia Indonesia. Harus diakui, warga kelompok miskin yang tidak memiliki akses langsung terhadap air bersih mengeluarkan biaya lebih mahal daripada kelompok elite yang memiliki akses langsung terhadap air bersih. Kalkulasi sederhana, di sebuah kampung di kawasan Surabaya timur, misalnya, setiap KK harus membeli dua jerigen air seharga 1.000 rupiah untuk kebutuhan makan dan minum. Sebulan mereka mengeluarkan 30.000 rupiah demi memenuhi kebutuhan air bersih hanya untuk makan dan minum. Sementara untuk MCK mereka masih menggunakan sumur komunal. Bandingkan dengan mereka yang memiliki akses pipa air bersih (PDAM) yang mengeluarkan biaya relatif sama untuk membayar air bersih untuk kebutuhan air konsumsi dan plus kebutuhan MCK. Dalam posisi yang harus membayar lebih mahal itu, bukanlah jaminan bagi kelompok miskin untuk mendapatkan sebuah kondisi yang lebih sehat dan higinis. Karena mereka toh kondisi sanitasi mereka yang tidak pernah memadai cukup riskan untuk mencemari sumur yang mereka gunakan untuk MCK. Peluang masuknya e-coli si penyebab diare tetap besar. Dari paparan singkat di atas terlihat bahwa sanitasi berbasis individu sudah tidak lagi efektif. Dan solusi yang tersisa adalah sanitasi berbasis komunal. Sistem ini merupakan solusi praktis bagi permasalahan pengelolaan tinja yang efektif. Namun permasalahan tidak serta-merta berakhir ketika berdiri sebuah sistem pengelolaan limbah kolektif di suatu lokasi. Kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup bersih dan sehat juga menjadi salah satu faktor yang tak kalah penting dibanding pembangunan infrastruktur sanitasi berbasis komunal. Tinja bukan lagi urusan privat, namun telah menjadi urusan publik. Pada akhirnya ketika sanitasi itu dijadikan sebagai persoalan publik, maka penyelesaiannya juga harus bisa mengakomodir kepentingan masyarakat secara umum. Tentunya secara lebih khusus masyarakat miskin. Sanitasi yang baik sedikit banyak akan mengurangi angka diare di Indonesia. Semua demi mewujudkan Indonesia Sehat 2020.

Sumber : http://novenanto.lecture.ub.ac.id/2007/03/diare-dan-sanitasi-lebih-dari-sekadar-membangun-septic-tank/




Perilaku Warga Lebih Sehat setelah IPAL Komunal Dibangun

Rukun Warga (RW)VII merupakan salah satu RW yang berlokasi di Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur. Seluruh keluarga di RW tersebut, terutama yang bermukim di Rukun Tetangga (RT) 02, 10 dan 11 sudah memiliki jamban untuk keperluan buang air besar. Hanya mereka belum menjalankan perilaku sehat dalam membuang limbah rumah tangga, baik dari dapur maupun jamban.


Limbah dari dapur dan jamban dibuang ke dalam septik tank. Namun yang menjadi persoalan septik tank mereka bocor, sehingga air kotornya merembes ke dalam tanah. Rembesan air limbah dari septik tank juga masuk ke dalam sumur. Jarak antara sumur penduduk dengan septik tank dekat-dekat, lebih kurang lima meter. Itulah sebabnya septik tank tidak pernah penuh sehingga jarang dikuras. Karena air limbah di septik tank sebagian besar meresap ke dalam tanah.


Penduduk sering mengeluhkan air sumur mereka berbau tidak sedap. Itu akibat air sumur tercemar limbah dari septik tank. Air sumur yang tercemar tetap dikonsumsi penduduk. Dampaknya penyakit diare kerap menjangkiti warga di RW tersebut.


Upaya mengubah perilaku sehat warga, yaitu dengan tidak membuang limbah cair dapur dan jamban ke septik tank dilakukan pada tahun 2012. Ini sejalan dengan masuknya Program Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat (SPBM) Urban Sanitation Rural Infrastructure (USRI).


Melalui dana hibah SPBM-USRI senilai Rp 350 juta ditambah dana swadaya masyarakat sejumlah Rp 10 juta, warga masyarakat secara partisipatif membangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal dengan jaringan perpipaan. IPAL komunal ini yang kelak akan menggantikan fungsi septik tank penduduk sebagai penampung sekaligus pengolah air limbah. Dengan dana senilai itu warga masyarakat berhasil membangun, yaitu:
• Komponen unit pengolahan air limbah (IPAL) yang terdiri dari : Settler, Anaerobic Baffled Reactor, Anaerobic Filter • Jaringan Pipa Induk : Pipa PVC jenis AW (Klas D) Ø 6” dan panjang = 400 m • Jaringan Pipa Lateral : Pipa PVC jenis AW (Klas D) Ø 4” dan panjang = 200 m

Setelah IPAL komunal terbangun maka seluruh septik tank milik penduduk ditutup dengan jalan ditimbun. Sejak itu tidak ada lagi air limbah meresap ke dalam tanah.


Pengelola IPAL Komunal IPAL komunal dikelola oleh Kelompok Pemanfaatan dan pemeliharaan (KPP) Ciliwung berseri. KPP diketuai oleh Guntur Musriyono. Sumber dana operasional dan pemeliharaan berasal dari iuran pengguna sebesar Rp 3.000/bulan/rumah. Saat ini saldo dari iuran pengguna yang sudah terkumpul melalui PKK tingkat RT sebesar Rp 447.000.


Manfaat : IPAL komunal pada awalnya hanya melayani sebanyak 60 sambungan rumah (SR). Sekarang sudah ada penambahan SR sebanyak 10 rumah, sehingga total SR menjadi 70. Jumlah penduduk yang memanfaatkan IPAL komunal total sebanyak 308 jiwa.


Sekarang setelah semua septik tank ditutup (ditimbun) tidak ada lagi air limbah yang meresap ke dalam tanah. Sumur warga pun tidak tercemar lagi. Air limbah yang sudah bersih diolah di dalam IPAL komunal dialirkan ke drainase besar, kemudian selanjutnya dibuang ke Sungai Mewek.


Pada masa pembangunan IPAL komunal penduduk setempat yang terserap sebagai tenaga kerja sebanyak 32 orang.


Sumber : http://ciptakarya.pu.go.id/spbm-usri/bagus/Perilaku-Warga-Lebih-Sehat-setelah-IPAL-Komunal-Dibangun





Sanitasi Total Berbasis Masyarakat



"Community Heroes" Desa Maranti Parimo Ibu Suryaningsih: "Sehat itu dimulai dari Stop BABS" "Tidak pernah saya sangka bahwa masyarakat di Desa Maranti bisa 100% Stop Buang Air Besar Sembarangan, rasanya masih seperti mimpi….."

Matanya menerawang mengingat bagaimana awalnya beliau memulai pemicuan di desa bersama rekannya Pak Daeng. Tangannya menyeka air mata yang mengalir di kedua pipinya. Suaranya tertahan menahan tangis haru, "Saya bangga, saya bangga sekali. Awalnya saya tidak yakin akan bisa mencapai 100% masyarakat BAB di jamban, tapi setelah verifikasi dan bahkan kemarin deklarasi dihadiri langsung oleh Pak Wakil Bupati di desa kami yang kecil ini….. saya bangga sekali". Dia berhenti kembali menahan haru. Kali ini matanya lebih cerah dan mulai tersenyum.

Inilah Ibu Suryaningsih, yang oleh masyarakat di Desa Maranti dikenal sebagai Ibu Surya Tai, karena beliau selalu menanyakan kepada warga desanya tentang jamban, perilaku buang air besar dan mengecek keberadaan tinja di sekitar rumah orang-orang yang didatanginya di Desa Maranti.

Desa Maranti adalah desa yang yang terletak di kaki gunung, di Kecamatan Mepanga Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah. "Desa kami ini desa yang terpencil, desa yang paling ujung, jalannya bergelombang, berbatu-batu dan rusak. Jauh dari kota, di kaki gunung. Kami adalah masyarakat yang sangat sederhana. Masyarakat sudah biasa buang air besar di saluran irigasi, di kebun dan di semak-semak….memang seperti itulah dari dulu", Bu Surya menggambarkan Desa Maranti dan kebiasaan masyarakat yang hidup di sana.

Pada tanggal 21 Mei 2015 yang lalu, Desa Maranti Kecamatan Mepanga melakukan deklarasi Desa Stop Buang Air Besar Sembarangan. Pemicuan pertama kali dilakukan pada bulan Juli 2014 setelah Bu Surya dan Pak Daeng dipilih oleh Kepala Desa untuk dilatih tentang fasilitator STBM oleh Wahana Visi Indonesia. Ketika dilakukan pemicuan, hanya ada 16 KK (8%) warga desa yang memiliki dan BAB di jamban yang tersebar di 4 dusun Desa Maranti. Awalnya pemicuan hanya dilakukan di Dusun I dan Dusun II, namun masyarakat desa sepakat seluruh dusun harus dilakukan pemicuan dan hal ini mendorong Kepala Desa mengeluarkan peraturan desa tentang Stop BABS dan sanksi bagi warga yang masih BABS. Pada bulan April 2015 atau sekitar 8 bulan kemudian, ketika tim verifikasi SBS turun, total 192 KK (100%) masyarakat sudah BAB di jamban sederhana dan WC. Hal ini bisa terjadi karena perjuangan yang dilakukan tanpa henti oleh Bu Surya, Pak Daeng dan perangkat desa setempat.

"Setiap saat saya sempatkan melakukan monitoring. Misalnya pagi-pagi ketika saya berangkat ke sekolah untuk mengajar di PAUD, saya usahakan berangkat lebih pagi supaya saya bisa mampir ke rumah beberapa warga di dusun saya sampai ke dusun PAUD tempat saya mengajar, untuk menanyakan apakah mereka sudah membangun jamban dan kemana mereka BAB hari itu", Bu Surya tersenyum, lebih lanjut menceritakan bahwa biasanya beliau akan langsung menuju ke belakang rumah untuk melihat apakah di rumah tersebut sudah ada jamban atau tidak. "Biar saja mereka bosan saya tanyai dan datangi terus……" ucapnya sambil tersenyum malu-malu. "Ini demi kesehatan kita bersama, demi kesehatan semua warga, sehat itu mulai dari Stop Buang Air Besar Sembarangan", tambahnya lagi. "Setelah membangun jamban, toh pada akhirnya mereka mengakui juga bahwa merekalah yang senang, bukan saya". Ia bercerita bahwa ada beberapa warga yang setelah membangun jamban di rumahnya, mendatangi Bu Surya dan mengatakan bahwa memang rasanya lebih aman punya jamban sendiri di rumah. Seorang tetangga di dusunnya juga bercerita bahwa suatu ketika dia sakit perut, tidak perlu khawatir harus pergi jauh-jauh ke sungai.

"Apakah saya yang senang? Tidak, Bukan saya yang senang. Yang membangun jambanlah yang senang. Karena tidak perlu pergi jauh-jauh ke sungai atau bawa-bawa cangkul dan gali-gali dulu kalau sakit perut, dan tidak perlu khawatir harus mengantar anak ke sungai kalau anak mau berak. Anak-anak balita sudah bisa berak sendiri di jamban di rumah, tidak perlu harus diantar jauh-jauh ke sungai dan tidak perlu merasa khawatir anak sendirian karena bisa diawasi di rumah…." Tuturnya bersemangat sambil sesekali mengelus perutnya. Ibu Surya sedang menunggu kelahiran anaknya yang ketiga, saat ini kandungannya berusia 8 bulan.

Selain aktif sebagai pengajar di PAUD, Bu Surya juga sangat aktif bermasyarakat dan menaruh perhatian pada isu-isu kesehatan lingkungan serta anak-anak. Beliau juga mendampingi kelompok belajar anak dengan Wahana Visi Indonesia, tempat anak-anak mengembangkan keterampilan menari, drama dan kesenian lainnya. "Anak-anak harus berkembang dan aktif…. Saya selalu mendorong mereka supaya aktif, berani berbicara dan berani tampil. Karena anak-anak inilah pemimpin-pemimpin di masa depan, jadi mereka harus berlatih berani dari sekarang."

Tidak sedikit tantangan yang dihadapi oleh Bu Surya ketika menghadapi respon anggota masyarakat yang tidak mau berubah, misalnya yang menolak membangun jamban karena tidak punya waktu atau tidak punya uang. Kami tidak pernah memaksa, tetapi kami sudah pernah kehilangan akal karena ada 2KK di dusun kami yang tidak mau membangun jamban.

"Saya dan Pak Daeng kehilangan akal. Kepala Desa juga sudah menyerah karena mereka tidak bersedia membangun WC. Akhirnya saya bercerita ke Ibu Lily, staf WVI, untuk meminta bantuan solusi. Ibu Lily menghubungi Puskesmas dan Pak Ngakan, Kaur Kesra Kecamatan. Pak Ngakan datang ke desa kami dan mengunjungi keluarga tersebut. Beliau mengatakan akan membantu keluarga tersebut membangun jamban, dan berniat membuka sepatu dan baju dinasnya untuk menggali lobang membuatkan WC…. Tuan rumahnya sungkan, dan akhirnya berjanji akan membangun WC. Besoknya, sehari penuh keluarga tersebut membangun jamban sampai selesai. Tiga hari kemudian, Pak Ngakan datang lagi ke sana, dan memang keluarga itu akhirnya membangun WC dan menggunakannya.".

Beliau yakin bahwa pasti ada jalan keluar dari setiap kesulitan yang dihadapi. Masyarakat bahkan mempunyai jalan keluar dan cara-cara sendiri untuk membangun jamban sehat dengan biaya semurah mungkin. Segala kesulitan yang dihadapi selama ini tidak ada apa-apanya, kesehatan yang akan dicapai setelahnya jauh lebih berharga.

Bapak Daeng Gawin: "Fasilitator STBM sama dengan pelatih sepak bola"

Bapak berumur 47 tahun ini merasa beruntung ikut pelatihan fasilitator STBM yang diadakan di Puskesmas Kecamatan Mepanga oleh WVI bersama tenaga kesehatan Mepanga. Pak Daeng, yang sehari-harinya sibuk bertani dan menorah karet, pada suatu hari di bulan Juni 2014 diminta oleh Kepala Desa Maranti untuk ikut pelatihan fasilitator STBM. Beliau merasa enggan untuk ikut, karena waktunya lebih baik digunakan untuk bekerja dan menambah penghasilan keluarga.

Namun karena didesak oleh Kepala Desa supaya ikut pelatihan, akhirnya Pak Daeng ikut juga. Semenjak itu, beliau tidak pernah menyesali keputusan tersebut karena justru saat itulah beliau merasa mendapat pencerahan. Pak Daeng mengaku ikut terpicu saat pelatihan juga. Beliau akhirnya mencari-cari cara untuk membangun WC yang murah dan sederhana, dan membangunnya sendiri di rumah. Itu memberinya rasa puas dan bangga. Setelah itu beliau semakin gencar melakukan pemicuan di masyarakat. Beliau juga bisa bercerita langsung kepada tetangga dan warga di dusunnya tentang perubahan yang sudah beliau alami setelah menggunakan WC di rumah.

"Menjadi fasilitator di desa itu tidak ada duitnya…. Saya menyadari itu. Namun ketika saya melihat ada perubahan di masyarakat setelah pemicuan, melihat langsung ada orang-orang yang tadinya BABS menjadi stop BABS dan membangun WC sendiri. Wah, saya menjadi sangat senang…", beliau tersenyum sambil menepuk-nepuk dada. "Biarlah menjadi fasilitator tidak ada uangnya, tapi saya dapat ilmu yang tidak hilang. Inilah sumbangan dan pengabdian saya untuk masyarakat….", ungkapnya di sela-sela kesibukan berbenah kursi-kursi setelah perayaan deklarasi SBS Desa Maranti selesai.

Perubahan cara pandang dan tujuan hidup adalah hal mendasar yang dialami oleh Pak Daeng sejak menjadi fasilitator STBM. Beliau harus keluar dari zona nyaman karena harus memaksa diri untuk berbicara di depan umum, memperhatikan orang lain, dan terus belajar membuat sesuatu lebih baik. "Memenangkan hati masyarakat itu ada seninya", kata beliau. "Saya dan Bu Surya sering ditolak oleh orang-orang yang tidak mau membangun WC. Walapun orang lain mungkin sudah menyerah, saya tidak. Kalau ada orang yang belum mau berubah, ya tidak apa-apa. Fokus saja dulu pada warga yang mau berubah…. Sambil terus mencari cara pendekatan yang lain, toh lama-lama juga orang tersebut akan berubah sendiri karena malu pada orang-orang di sekitarnya yang sudah berubah duluan….".

"WVI tidak memberikan bantuan 1 sak semen pun. Tapi bagi saya, ibarat bermain bola, WVI memberikan saya kesempatan belajar taktik bermain bola….. saya menjadi tahu bagaimana caranya menggugah hati masyarakat dan itu jauh lebih berharga….".

Lalu beliau menambahkan, "apalagi tanpa bantuan pun masyarakat mampu kok membangun WC dengan sumber daya yang ada. Bisa dicek WC-WC di sini, bermacam-macam modelnya.... itu artinya masyarakat juga menjadi lebih kreatif…", katanya sambil tertawa. "Ada yang berpondasi tinggi, berpondasi rendah, ada yang langsung menempel di tanah, ada yang berbahan dasar kayu, cetakan semen, dari modifikasi kaleng, corong minyak, dll. Tidak bau, karena semuanya dialirkan ke lubang resapan pakai pipa dan semua pakai lubang udara walaupun tidak semua pakai pipa, karena potongan bamboo juga bisa dijadikan sebagai lubang udara". Dan memang ketika dilakukan pengecekan ke beberapa rumah, terdapat beragam model WC seperti yang Pak Daeng ungkapkan.

Seperti terlihat pada foto Kepala Desa Maranti, Bapak Maarif menunjukkan WC kreatif buatan warga yang menggunakan corong plastic sederhana disambung dengan pipa. WC ini tidak menimbulkan bau, di bagian bawah corong ada tampungan air seperti pada WC leher angsa. Biaya yang dikeluarkan warga Rp 15.000,- untuk jenis WC ini karena bahan lainnya menggunakan sumber daya lokal.

Wahana Visi Indonesia kantor operasional Parimo melakukan program pemberdayaan masyarakat dalam bidang sanitasi dengan strategi dan pendekatan STBM sejak tahun 2014 di Parimo. Target program ini adalah 10 desa yang berada di Kecamatan Mepanga dan Tomini. Dari total 26 desa di kedua kecamatan tersebut, Desa Maranti yang terletak di Kecamatan Mepanga, adalah desa pertama yang 100% masyarakatnya sudah BAB di WC dan mendeklarasikan diri sebagai Desa Stop Buang Air Besar Sembarangan. WVI bersama dengan Dinas Kesehatan, Pokja AMPL dan pemerintah setempat juga bersinergi menyusun strategi percepatan STBM di Kabupaten Parimo dalam rangka mencapai target Universal Akses 2019. (by : Mita Sirait-WVI Editor : AH/KM Sekr. STBM)

Sumber : http://stbm-indonesia.org/?page=berita&command=detail&id1=9389



Setelah Ada IPAL Bikin WC Jadi Lebih Murah



JOMBANG -- Suasana Rabu (12/2) siang di Dusun Sidobayan Luar, Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur berbeda dengan keseharian. Sebuah panggung cukup lebar dengan berbagai aksesoris bertengger kokoh.

Tampak seorang perempuan berambut sebahu tampak berlenggok sambil melantunkan sebuah lagu dangdut. Sejumlah warga dusun kelihatan sumringah menikmatik nyanyian irama melayu. Siang itu di Dusun Sidobayan sepertinya sedang ada yang hajatan dengan menanggap musik dangdut. Benar, di dusun tersebut memang sedang ada perhelatan. Namun bukan hajatan pernikahan atau sunatan, melainkan peresmian IPAL komunal dengan jaringan perpipaan SPBM-USRI.

Dan ada sosok tamu istimewa di tengah kemeriahan tersebut, yaitu Bupati Jombang, Drs Ec Nyono Suharli Wihandoko. Siang itu Pak Bupati sengaja datang ke Dusun Sidobayan untuk meresmikan beroperasinya IPAL komunal dengan jaringan perpipaan yang dibangun masyarakat dengan dana dari Program SPBM-USRI.

Ketika menyampaikan sambutan peresmian, Bupati Nyono berpesan IPAL komunal yang sudah dibangun dimanfaatkan sebaik-baiknya. Bupati berharap kondisi sanitasi masyarakat menjadi lebih bagus, sehingga derajat kesehatan warga pun meningkat setelah tersedianya prasarana IPAL komunal. “Saya juga mengapresiasi sudah dibentuknya KPP atau kelompok pemanfaat dan pemelihara. Adanya KPP menjadi jelas siapa yang bertanggung jawab memelihara prasarana yang sudah terbangun,” kata bupati.

Menurut Tenaga Ahli Manajemen Kabupaten Jombang, Tri Rahayu, IPAL komunal yang pembangunan fisiknya dimulai tanggal 16 Oktober 2013 lalu, melayani sebanyak 57 KK atau 203 jiwa warga yang berdomisili di RT 05 RW 05 dusun setempat. Infrastruktur IPAL dibangun pada areal tanah hibah dari warga setempat. Tanah yang dihibahkan warga lebih kurang 90 meter persegi dengan nilai Rp 20 juta.

Dengan telah dibangunnya IPAL komunal yang tersambung ke jamban-jamban keluarga masyarakat, maka berakhirlah periode membuang limbah rumah tangga dari dapur dan kotoran dari WC langsung ke sungai atau septic tank tidak kedap air.

“Sekarang tidak akan ada lagi limbah dari dapur, kamar mandi maupun kloset yang dibuang ke sungai atau menggenang di saluran, setelah adanya IPAL,” kata Sumadi yang menjabat sebagai Ketua RT 05. Bahkan, menurut Sumadi, keberadaan IPAL akan meringankan warga dalam membiayai pembangunan WC keluarga.

“Membangun WC bisa jadi lebih murah. Karena warga hanya tinggal membangun bagian atasnya saja, karena bagian bawahnya (septic tank) yang memerlukan biaya besar sudah dibuatkan oleh program SPBM,” lanjut Sumadi. Rencana pembangunan IPAL di Dusun Sidobayan Luar semula ditentang banyak warga. Bahkan ada warga yang memprovokasi warga lain agar menolak menyambungkan pipa dari jamban ke IPAL. Warga yang kontra khawatir IPAL akan menyebarkan bau ke jamban mereka.

Namun setelah IPAL terbangun dan pipa tersambung, kekhawatiran warga akan bau tidak terjadi. Budiono, seorang warga yang sebelumnya menolak pembangunan IPAL, sekarang malah yang paling mendukung program IPAL komunal dengan jaringan perpipaan dari SPBM-USRI.

Warga yang jambannya sudah tersambung ke IPAL telaah sepakat untuk membayar iuran pemeliharaan senilai Rp 2.000 per bulan. Kemudian berdasarkan kesepakatan yang diambil dalam rembug warga, disepakati pula bahwa masyarakat dengan dikoordinasi KPP akan bekerja bakti pada setiap Jumat pagi memelihara IPAL. Kerja bakti yang dilakukan adalah membersihkan grasstrap – Wawan Priatna, Sp Kampanye Publik NPMC SPBM-USRI berdasarkan bahan dari TAMK Jombang, Tri Rahayu.



Sumber : http://ciptakarya.pu.go.id/spbm-usri/bagus/Setelah-Ada-IPAL-Bikin-WC-Jadi-Lebih-Murah




Ini 3 Alasan Septic Tank Cepat Penuh

Septic tank penuh merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi oleh sebagian pemilik rumah. Septic tank sendiri merupakan tempat pembuangan atau penampungan dari toilet. Septic tank yang penuh dalam jangka waktu lama tentu bukan persoalan karena ini adalah hal yang wajar. Namun, yang jadi masalah adalah septic tank cepat penuh padahal usianya baru seumur jagung.

Jadi septic tank belum lama digunakan tetapi sudah padat atau cepat penuh. Lalu, apa yang menjadi penyebabnya? Mengapa septic tank mudah penuh? Berikut ini adalah beberapa alasannya.

Saluran Air Kurang Baik

Masalah septic tank yang penuh biasanya disebabkan karena saluran air yang kurang baik. Setiap septic tank idealnya mempunyai saluran air yang baik baik saluran yang menuju ke saluran air maupun atau sumur resapan. Bila air tanah tinggi limbah septic tank biasanya cukup sulit untuk disalurkan sehingga akan tersumbat. Terlebih pada saat musim penghujan tiba, aliran air di dalam tanah cenderung lebih tinggi daripada biasanya sehingga kemampuan tanah untuk menyerap limbah menjadi berkurang.

Limbah Manusia

Menurut Widijanto RMA, Ing. Arch selaku Deputi Director dari Dusaspun, sebuah produsen septic tank mengatakan bahwa benda – benda padat yang dihasilkan dari limbah manusia yang tidak mampu dicerna secara sempurna juga dapat menyebabkan septic tank cepat penuh.

Untuk menyelesaikan kasus seperti ini, septic tank sebaiknya dipompa. Anda dapat meminta perusahaan jasa sedot limbah untuk melakukan pemompaan terhadap septic tank di rumah. Saat ini sudah banyak jasa sedot toilet yang dapat membantu mengatasi permasalahan ini. Namun ada hal yang perlu diperhatikan yaitu apakah debit air atau tekanan air dalam tanah sedang tinggi atau tidak.



Tidak Ada Bakteri Pengurai

Setiap orang ingin memiliki toilet yang bersih dan bebas dari kuman. Salah satu cara yang biasa dilakukan oleh para pemilik rumah adalah dengan menggunakan pembersih kamar mandi yang mengandung bahan – bahan kimia. Bahan kimia tersebut akan membunuh bakteri yang ada di toilet. Jika sampai di septic tank, larutan pembersih tersebut juga dapat membunuh bakteri – bakteri pengurai sehingga menyebabkan septic tank cepat penuh.

Untuk itu, Anda dapat menggunakan obat penumbuh bibit bakteri atau penumbuh bakteri. Obat – obatan seperti itu bisa diperoleh dengan mudah adri toko – toko bahan bangunan maupun swalayan. Cara ini cukup membantu untuk mengoptimalkan fungsi septic tank.

Dengan obat penumbuh bibit bakteri, bakteri – bakteri yang biasanya menguraikan kotoran akan kembali ada dan menjalankan fungsinya dengan baik untuk mempercepat proses penguraian. Hal ini akhirnya akan berdampak pada septic tank yang tidak akan mudah penuh.

Demikian beberapa alasan mengapa septic tank di rumah mudah penuh. Setelah mengetahui alasan di atas, Anda tentu dapat melakukan antisipasi agar hal tersebut tidak terjadi di rumah Anda.



Sumber : http://www.popeti.com/berita/tips/ini-3-alasan-septic-tank-cepat-penuh/




Sistem Resapan Sebagai Pasangan Septic Tank Senin, 30 Jun 2014 |



Housing-Estate.com, Jakarta - Sistem resapan mutlak dibuat agar sistem pembuangan tinja tidak mencemari lingkungan. Sistem pembuangan limbah kakus terdiri dari kloset, tangki septik, dan sistem resapan. Cara pembuatan septic tank sudah duraikan pada edisi sebelumnya. Kali ini kita membahas sistem resapan yang mutlak dibuat agar sistem pembuangan tinja tidak mencemari lingkungan. Kecuali bila Anda sudah memakai tangki septik dengan teknologi tanpa sistem resapan. Menurut Nurhasanah Sucahyo, peneliti senior Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman (Puslitbangkim), Badan Litbang Departemen PU, sistem resapan adalah galian atau sumuran tanpa lapisan material kedap air, yang berfungsi menerima air limbah dari septic tank dan meresapkannya ke tanah. Bentuknya berupa bidang resapan empat persegi panjang dengan lebar minimal 0,5 m, kedalaman efektif 0,45 m, dan panjang tergantung jumlah KK dan daya resap tanah. (Lihat tabel.) Atau, untuk septic tank berkapasitas kecil (1 – 2 KK), bisa juga berupa sumur resapan dengan diameter minimal 80 cm dan kedalaman efektif 1,0 m. Kalau berupa sumur resapan, galian harus diisi penuh dengan pasir dan kerikil berdiameter 1,5 – 5 cm dengan tebal lapisan 1,0 m. “Soalnya peresapan terkonsentrasi di satu titik sehingga butuh lapisan kerikil lebih tebal untuk menetralisir air dari tangki septik,” katanya.

Terbuka

Bila berbentuk bidang resapan empat persegi panjang, galian cukup diisi pasir dan kerikil dengan tebal lapisan minimal 10 cm, karena peresapan air dari tangki septik lebih menyebar. Di atasnya ditutup lapisan ijuk sebelum ditimbun dengan tanah. (Lihat gambar.) Prof H Wijono Sutono, SKM MSc, dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Prof Dr Hamka, mengatakan, pasir, kerikil dan ijuk itu akan membentuk ganggang hijau yang menyaring bakteri patogen dan infectious sehingga air dari tangki kakus sudah bersih sebelum meresap ke tanah. Sistem resapan dibiarkan terbuka tanpa bangunan, dan selalu terkena cahaya matahari untuk mematikan bakteri dan menguapkan cairan dari tangki. Jarak sistem resapan dari tangki minimal 1,5 m agar air resapan tidak merusak bangunan tangki. Sedangkan dari sumur air bersih minimal 10 m. Posisi sistem resapan sedikit lebih rendah dari tangki.

Pipa

Air dari tangki septik dialirkan ke sistem resapan dengan pipa kedap air, antikorosi, dan tanpa sambungan, yang terhubung dengan pipa sambungan T pada aliran keluar tangki septik. (Lihat “Rumah Sehat” edisi Januari 2006.) Diameter pipa minimal 4 inci (pipa PVC) sampai 4,5 inci (pipa keramik atau beton). Pipa diletakkan di lapisan ijuk pada sistem resapan sesuai panjang/lebar bidang atau sumur resapan. Posisi pipa agak miring sekitar dua persen. Bagian bawah pipa diberi lubang berdiameter 1 – 2 cm dengan jarak antarlubang sekitar 5 cm. Bila panjang pipa lebih dari 4 m, setiap sambungan dibalut dengan kertas kantong semen atau ijuk. Pada setiap belokan pipa melebihi 45 derajat dan perubahan belokan 22,5 derajat, dibuat lubang kontrol/pembersihan (clean out). Belokan 90 derajat dibuat menjadi dua belokan @ 45 derajat atau memakai bak kontrol. Sementara tangki septik yang memiliki dua sistem resapan perlu dilengkapi bak pembagi kedap air. Yoenazh K Azhar

Makin Bersih dengan Pompa Oksigen

Di lahan terbatas tangki septik tanpa sistem resapan seperti Biofil dan Bestindo adalah pilihan rasional, karena sudah dilengkapi beberapa ruang pengurai yang terbagi ke dalam dua kompartemen. Kompartemen pertama (mencakup 2/3 bagian pertama tangki septic), memberi kesempatan penguraian bahan-bahan organik oleh jasad anaerobic (bakteri yang tidak membutuhkan oksigen) menjadi bahan-bahan larut air dan gas, sekaligus pengendapan suspensi benda-benda padat menjadi lumpur. Kompartemen kedua (1/3 bagian terakhir tangki septik) menetralisir kandungan kimia dalam larutan dan gas (warna, bau, racun, amoniak, dan lain-lain) melalui jasad aerobic (yang membutuhkan oksigen) pada media kontak. Dengan demikian limbah yang keluar sudah bersih dan aman diresapkan langsung ke tanah atau dialirkan ke selokan, tanpa harus membuat sistem resapan. Bila Anda ingin air limbah lebih bersih lagi, tinggal mengoptimalkan pertumbuhan bakteri aerobic itu, dengan misalnya memasang pompa oksigen. Pompa disambungkan dengan selang ke pipa udara di atas kompartemen kedua septic tank. Alat akan memompakan gelembung oksigen yang menguapkan zat-zat berbahaya seperti karbondioksida dan asam nitrat dalam tangki, sehingga bakteri aerobic makin berkembang dan pembersihan air limbah makin optimal. “Air limbah pun aman dipakai untuk menyiram tanaman, mencuci mobil, dialirkan ke selokan, kolam ikan, sungai, atau bahkan untuk air minum,” kata Budi Widjaja, Marketing Manager PT Selnajaya Prima, distributor Yasunaga (Jepang), pompa udara untuk septic tank tanpa sistem resapan. Hanya saja kalau untuk air minum, air limbah harus dialirkan dulu ke sebuah wadah, ditaburi kaporit, dan dimasukkan ke alat penyuling atau reverse osmosis (RO) sebelum bisa diminum. Pompa bergaransi satu tahun ini tahan cuaca dan tak perlu tempat khusus. Cukup diletakkan dekat tangki septik. Daya listrik 30 – 200 w tergantung tipe. Tersedia tipe untuk septic tank berkapasitas 1 – 5 KK dengan harga mulai dari Rp800 ribu/unit. Bunga Pertiwi

Sumber : http://www.housing-estate.com/read/2014/06/30/sistem-resapan-sebagai-pasangan-septic-tank/#



Karena IPAL Strawberry Menjadi Semakin Besar



Sebagai salah satu upaya untuk mengatasi masalah pencemaran dan penyehatan lingkungan, pemerintah memberikan dana stimulan kepada masyarakat untuk membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal. Bangunan ini bisa dimanfaatkan antara 50-100 K. Limbah yang mampu ditampung dan diolah oleh bangunan ini terdiri atas limbah cair seperti air cucian dari kamar mandi dan dapur serta limbah padat berupa tinja. Dari adanya proses pengolahan tersebut, semua limbah akan diolah kemudian dikeluarkan menjadi air bersih yang ramah lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan tes effluent dengan standar hasil BOD minimal 100 menurut aturan standar minimal kadar BOD SANIMAS USRI.

Di salah satu desa agrowisata yang terletak di Kota Batu, yaitu Desa Pandanrejo Kecamatan Bumiaji tepatnya di Dusun Pandan terdapat bangunan IPAL Komunal yang telah dimanfaatkan warganya. Desa tersebut merupakan kawasan agrowisata penghasil strawberry. Warga merasa senang sekali karena sekarang sudah tidak ada lagi warga sekitar yang BABs (Buang Air Besar Sembarangan). Dampak positif lainnya yang dirasakan warga selain menjadikan lingkungannya bersih, ternyata air buangan dari IPAL Komunal ini lebih mampu menyuburkan tanaman strawberry dibandingkan dengan air biasa. Berdasarkan pada hasil tes effluent yang telah dilakukan oleh Perum Jasa Tirta untuk wilayah Malang Raya, menunjukkan bahwa kadar BOD untuk IPAL Dusun Pandan 22 dan kadar COD 99.

Ide awal untuk melakukan uji coba strawberry dengan air buangan IPAL ini dimotori oleh CPMU Sanimas USRI, yaitu Bapak Komang Raka. Penelitian ini dijalankan oleh salah satu warga Desa Pandanrejo, yaitu Putro Ekwanto dan diawasi oleh TAMK SANIMAS USRI Kota Batu yaitu Bapak Bambang T.L. Putro memulai proses uji coba ini pada tanggal 1 September 2014 sampai dengan sekarang.

Dia menggunakan 6 sampel yang dapat dibagi sebagai berikut:

1. Sampel I, menggunakan air buangan IPAL sejumlah 0%, air biasa 100% 2. Sampel II, menggunakan air buangan IPAL sejumlah 20%, air biasa 80% 3. Sampel III, menggunakan air buangan IPAL sejumlah 40%, air biasa 60% 4. Sampel IV, menggunakan air buangan IPAL sejumlah 60%, air biasa 40% 5. Sampel V, menggunakan air buangan IPAL sejumlah 80%, air biasa 20% 6. Sampel VI, menggunakan air buangan IPAL sejumlah 100%, air biasa 0%

1 sampel menggunakan 1 polibex yang diisi sebanyak 4 tanaman strawberry. Seluruh tanaman 100% menggunakan pupuk organik berupa kotoran kambing yang dicampur dengan tanah. Dari hasil penelitian yang dilakukan, menunjukkan hasil bahwa strawberry yang disiram air buangan IPAL 100% buahnya jauh lebih besar dibandingkan dengan strawberry yang disiram dengan air biasa. Sementara untuk jumlah buahnya sama banyaknya. Namun untuk strawberry yang disiram dengan menggunakan air buangan IPAL sejumlah 20%,40% dan 80% menunjukkan hasil yang berbeda yaitu buahnya kurang besar dan cenderung sedikit. Sementara untuk strawberry yang disiram menggunakan air buangan IPAL sejumlah 60% justru menunjukkan hasil tanaman strawberry tidak berbuah.

Buah strawberry hasil penyiraman air buangan IPAL dapat ditunjukkan pada gambar di atas di sisi kanan. Namun gambar tersebut diambil ketika panen sehingga dicampur dengan strawberry lainnya yang disiram dengan air biasa. Salah satu contoh strawberry yang 100% berasal dari hasil siraman air buangan IPAL terlihat dari gambar strawberry yang paling besar dan berbentuk love tersebut. Jumlah strawberry yang dihasilkan dari air buangan IPAL sampai dengan sekarang masih sedikit karena memang jumlah sampel yang digunakan hanya 32 pohon dan itupun tidak semuanya berbuah dengan bagus. Untuk mengetahui pengaruh banyak sedikitnya air buangan IPAL yang disiramkan ke tanaman strawberry terhadap kesuburan tanaman akan dilakukan studi lebih lanjut yang berjudul “Studi Komparasi Antara Pengaruh Air Buangan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) Dibandingkan dengan Air Biasa terhadap Tingkat Kesuburan Tanaman Strawberry di Desa Agrowisata Pandanrejo Kota Batu”-Oleh: Mika Marsely, TFL Manajemen Kota Batu-

Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan di lokasi ini silahkan menghubungi: • Putro Ekwanto (0823 3559 4599) Nara Sumber • Mika Marsely (0822 3085 7759) Penulis/TFL Manajemen Karena IPAL, Strawberry Menjadi Semakin Besar

Sebagai salah satu upaya untuk mengatasi masalah pencemaran dan penyehatan lingkungan, pemerintah memberikan dana stimulan kepada masyarakat untuk membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal. Bangunan ini bisa dimanfaatkan antara 50-100 K. Limbah yang mampu ditampung dan diolah oleh bangunan ini terdiri atas limbah cair seperti air cucian dari kamar mandi dan dapur serta limbah padat berupa tinja. Dari adanya proses pengolahan tersebut, semua limbah akan diolah kemudian dikeluarkan menjadi air bersih yang ramah lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan tes effluent dengan standar hasil BOD minimal 100 menurut aturan standar minimal kadar BOD SANIMAS USRI.

Di salah satu desa agrowisata yang terletak di Kota Batu, yaitu Desa Pandanrejo Kecamatan Bumiaji tepatnya di Dusun Pandan terdapat bangunan IPAL Komunal yang telah dimanfaatkan warganya. Desa tersebut merupakan kawasan agrowisata penghasil strawberry. Warga merasa senang sekali karena sekarang sudah tidak ada lagi warga sekitar yang BABs (Buang Air Besar Sembarangan). Dampak positif lainnya yang dirasakan warga selain menjadikan lingkungannya bersih, ternyata air buangan dari IPAL Komunal ini lebih mampu menyuburkan tanaman strawberry dibandingkan dengan air biasa. Berdasarkan pada hasil tes effluent yang telah dilakukan oleh Perum Jasa Tirta untuk wilayah Malang Raya, menunjukkan bahwa kadar BOD untuk IPAL Dusun Pandan 22 dan kadar COD 99.

Ide awal untuk melakukan uji coba strawberry dengan air buangan IPAL ini dimotori oleh CPMU Sanimas USRI, yaitu Bapak Komang Raka. Penelitian ini dijalankan oleh salah satu warga Desa Pandanrejo, yaitu Putro Ekwanto dan diawasi oleh TAMK SANIMAS USRI Kota Batu yaitu Bapak Bambang T.L. Putro memulai proses uji coba ini pada tanggal 1 September 2014 sampai dengan sekarang.

Dia menggunakan 6 sampel yang dapat dibagi sebagai berikut: 1. Sampel I, menggunakan air buangan IPAL sejumlah 0%, air biasa 100% 2. Sampel II, menggunakan air buangan IPAL sejumlah 20%, air biasa 80% 3. Sampel III, menggunakan air buangan IPAL sejumlah 40%, air biasa 60% 4. Sampel IV, menggunakan air buangan IPAL sejumlah 60%, air biasa 40% 5. Sampel V, menggunakan air buangan IPAL sejumlah 80%, air biasa 20% 6. Sampel VI, menggunakan air buangan IPAL sejumlah 100%, air biasa 0%

1 sampel menggunakan 1 polibex yang diisi sebanyak 4 tanaman strawberry. Seluruh tanaman 100% menggunakan pupuk organik berupa kotoran kambing yang dicampur dengan tanah. Dari hasil penelitian yang dilakukan, menunjukkan hasil bahwa strawberry yang disiram air buangan IPAL 100% buahnya jauh lebih besar dibandingkan dengan strawberry yang disiram dengan air biasa. Sementara untuk jumlah buahnya sama banyaknya. Namun untuk strawberry yang disiram dengan menggunakan air buangan IPAL sejumlah 20%,40% dan 80% menunjukkan hasil yang berbeda yaitu buahnya kurang besar dan cenderung sedikit. Sementara untuk strawberry yang disiram menggunakan air buangan IPAL sejumlah 60% justru menunjukkan hasil tanaman strawberry tidak berbuah.

Buah strawberry hasil penyiraman air buangan IPAL dapat ditunjukkan pada gambar di atas di sisi kanan. Namun gambar tersebut diambil ketika panen sehingga dicampur dengan strawberry lainnya yang disiram dengan air biasa. Salah satu contoh strawberry yang 100% berasal dari hasil siraman air buangan IPAL terlihat dari gambar strawberry yang paling besar dan berbentuk love tersebut. Jumlah strawberry yang dihasilkan dari air buangan IPAL sampai dengan sekarang masih sedikit karena memang jumlah sampel yang digunakan hanya 32 pohon dan itupun tidak semuanya berbuah dengan bagus. Untuk mengetahui pengaruh banyak sedikitnya air buangan IPAL yang disiramkan ke tanaman strawberry terhadap kesuburan tanaman akan dilakukan studi lebih lanjut yang berjudul “Studi Komparasi Antara Pengaruh Air Buangan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) Dibandingkan dengan Air Biasa terhadap Tingkat Kesuburan Tanaman Strawberry di Desa Agrowisata Pandanrejo Kota Batu”-Oleh: Mika Marsely, TFL Manajemen Kota Batu-

Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan di lokasi ini silahkan menghubungi: • Putro Ekwanto () Nara Sumber • Mika Marsely () Penulis/TFL Manajemen

Sumber http://ciptakarya.pu.go.id/spbm-usri/bagus/Karena-IPAL,-Strawberry-Menjadi-Semakin-Besar



Pengelolaan Limbah Rumah Tangga Sistem IPAL Komunal



Kota Makassar Peraih Otonomi Awards 2013 Kategori Layanan Sanitasi

Monitoring dan evaluasi otonomi award The Fajar Institute of Pro Otonomi (FIPO) untuk tahun 2013, sudah selesai. Kota Makassar keluar sebagai juara terbaik untuk kategori khusus layanan sanitasi di malam anugerah otonomi awards yang digelar pada 14 September 2013. Komitmen pemerintah Makassar dalam memperbaiki layanan sanitasi masyarakat perkotaan, mengantarkan Makassar meraih prestasi melampaui daerah-daerah lain di Sulawesi Selatan.

Abd. Hafid Peneliti FIPO

Makassar mendapatkan poin tertinggi. Indikator yang dinilai yaitu inovasi program, wawancara, eksisting data, hingga hasil survei publik. Dari hasil akumulasi penilaian tersebut, Kota Makassar meraih 395 poin. Disusul Kabupaten Kepulauan Selayar dan Kabupaten Enrekang dengan nilai masing-masing 371 poin, dan 368 poin.

Pemerintah Kota Makassar melalui Tim Pokja AMPL (Bappeda, Dinas PU, Badan Lingkungan Hidup Daerah, dan Dinas Kesehatan) memang sangat layak diapresiasi. Terobosan yang dilakukan dengan mengembangkan program sanitasi perkotaan berbasis masyarakat (SPBM) dengan membangun pengelolaan limbah rumah tangga dengan sistem instalasi pengolahan air limbah (IPAL) secara komunal. Proyek IPAL ini untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih.

Program ini didukung perencanaan pembangunan sanitasi yang responsif dan berkelanjutan. Pemetaan situasi sanitasi tertuang dalam buku putih sanitasi. Buku putih tersebut merupakan potret yang mencakup aspek teknis, dan aspek non-teknis seperti: aspek keuangan, kelembagaan, pemberdayaan masyarakat, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta aspek-aspek lainnya. Proyek ini didukung lembaga donor seperti AusAID, IUWASH USAID, Sanimas, Swash Care,

USRI, MSMHP dan Pamsimas.

Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan permukiman serta kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari. Sanitasi seringkali di anggap sebagai urusan “belakang”, sehingga sering terpinggirkan dari urusan-urusan yang lain. Namun, seiring dengan tuntutan peningkatan standar kualitas hidup masyarakat. Semakin tingginya tingkat pencemaran lingkungan dan keterbatasan daya dukung lingkungan itu sendiri menjadikan sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan yang harus diperhatikan.

Makasar menuju kota dunia dengan tingkat pertambahan penduduk selama kurun waktu 5 tahun terakhir bertambah dengan rata-rata kenaikan 1,56 persen per tahunnya. Bayangkan jika pertambahan penduduk terus berkembang sedang penanganan terhadap sanitasi tidak di kembangkan, maka akan terjadi pencemaran terhadap tanah, air yang berdampak pada masyarakat. Pengelolaan sanitasi menjadi penanganan prioritas, yang apabila tidak di prioritaskan akan berakibat buruk terhadap masyarakat. Akibat buruk dari kualitas prasarana sanitasi dapat meningkatkan risiko kesehatan lingkungan terutama penularan penyakit, Misalnya diare, demam berdarah, dan lainnya. Olehnya itu, untuk mencegah terjadinya berbagai jenis penyakit terutama diare, pembangunan IPAL salah satu solusinya.

Pembangunan IPAL komunal ini dilakukan dengan praktik yang cukup mengesankan karena beberapa titik-titik pembangunan bak IPAL seperti di kelurahan Suangga, Layang, dan Mandala dibangun di atas beton jalan umum. Pembangunan bak IPAL di atas poros lorong jalan ini dilakukan sebab lahan kosong yang ada di kota Makassar ini sudah sangat terbatas. Proses pembangunan sistem IPAL komunal ini tetap berjalan berdasarkan mekanisme seperti sosialisasi bersama Satuan Kerja Perangkat daerah (SKPD) , dengan mengundang pemerintah-pemerintah setempat (Kelurahan) sejajaran kota Makassar. Kelurahan bisa mengajukan permohonan pembangunan IPAL komunal. SKPD selanjutnya melakukan peninjauan dan mempersiapkan program jika disetujui.

Tahapan berikutnya, dilakukan pemicuan oleh bidang sanitasi dari dinas kesehatan. Setelah dilakukan pemicuan, pada tingkatan masyarakat dibentuk kelembagaan seperti Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) atau Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang difasilitasi oleh PNPM Mandiri Perkotaan. Hasil pembentukan kelembagaan tersebut kemudian dikeluarkan Surat Keputusan (SK) oleh pemerintah setempat (lurah) sebagai penguatan keberadaan lembaga tersebut di tingkatan masyarakat.

Seiring berjalannya proses pembangunan IPAL komunal pada tahap perencanaan dan pelaksanaan, selanjutnya dibentuk kelembagaan bagi pengguna dan penerima manfaat, seperti Badan Pengelola Sarana Sanitasi (BPSS), dan Kelompok Pemeilhara serta Pemanfaat (KPP) Sanitasi yang dimediasi oleh KSM atau BKM setempat. Tujuan dibentuknya BPSS dan KPP ini agar masyarakat dapat mengelola, memanfaatkan dan memelihara sarana IPAL komunal tersebut. Salah satu cara bentuk pengelolaan dan pemeliharaan dengan menarik tarif masyarakat pengguna dan pemanfaat dengan model subsidi silang yang disepakati bersama.

Pembangunan IPAL komunal di kota Makkasar dari tahun 2007 hingga 2012 telah dibangun sebanyak 60 titik dengan jumlah sasaran per Kepala Keluarga (KK) masing-masing tiap IPAL komunal antara 15 sampai 100 KK.



Sumber : http://www.fipo-fajar.org/index.php?option=com_content&view=article&id=93:pengelolaan-limbah-rumah-tangga-sistem-ipal-komunal&catid=42:lingkungan-hidup&Itemid=75








Sedot wc batam, sedot tinja batam, sedot toilet batam, toilet batam, wc batam, tandas batam, wastafel batam, mampet batam, tersumbat batam, saluran air batam, wastafel mampet batam, closet batam, wastafel tersumbat batam, air kotor batam, wwtp batam, stp batam, grease trap batam, sedot lemak batam, septictank batam, kamar mandi batam, plumbing batam, saluran air kotor batam, air kotor batam, kotoran batam, pup batam, bab batam, buang air besar batam, feces batam, tai batam, lemak batam, batam, barelang, kepri, kontraktor, contractor, kepulauan riau, Indonesia, asia, asian, asean, mea, kakus, jamban, toilet, wastafel, tandas, septictank, chamber, ic, cover, ipal, instalasi, pengolahan, air limbah, saluran air, saluran, air kotor, jorok, parit, pipa, pemipaan, plumbing, iplt, instalasi pengolahan lumpur tinja, lumpur tinja batam, lumpur tinja, perangkap lemak batam, urinoir, kencing, air kencing, berak, terkencing, terkencit, terberak, gas beracun, gas berbahaya, co2, herbarik, oksigen, oxygen, karbon dioksida, karbon monoksida, carbon, monoxide, dioxide, jago, tukang, kuli, pekerja, worker, kerja keras, usaha, bisnis, buntut, silit, lubang, lobang, pantat, ass hole, sanitasi, sanitation, monster, bakteri, bacteria, chemical, soda api, super, hero, pahlawan, mesin, pompa, jurop, sentrifugal pump, pompa celup, tanki, tank, tangki, underground, bawah tanah, basement, safety, keselamatan, kesehatan, kerja, k3, selang, heavy duty, truk, truck, lorry, kendaraan, mobil, banjir, meluap, luapan, sumbatan, gorong-gorong, ftz, free trade zone, kek, kawasan ekonomi khusus, bp batam, pemko batam, dinas kebersihan dan pertamanan, gas berbahaya, dangerous gases, Tips, Alasan, Trik, Ide, Cara, Prinsip, Fakta, Rahasia, Strategi, teknik, teknis, technical, 2016, azam service, rga, royal gensa asih, abm, anugerah Bandar madani, prima service, tinja mas, tinjamas service, dwikarsa servikatama, jawa service, banyumas mampet, wta, win tirta abadi, basrul, dedi, son, kawasan industry batamindo, batamindo industrial park, tunas regency, kawasan industry tunas, kawasan industry hijrah, vacuum tank, kuras tinja, kuras wc, kuras septictank, plong, lancer, lancar, pipa mampet, pipa tersumbat, sludge, lumpur, bilge,engineering, mechanical, electrical, maintenance, tools, utility, pipe, piping, pipa, pemipaan, perpipaan, fabrication, fabrikasi, parit, selokan, separator, minyak, grease, minyak dapur, lemak dapur, bio, treatment, bakteri, bacteri, bacterial, disposal, pembuangan, penyedotan, pembersihan, pengolahan, pengelolaan, taik, tai, telek, buang hajat, hajat, buang air besar, buang air kecil, jamban, kakus, kaskus, grey water, black water, Kesehatan Lingkungan, Materi Kuliah, mata kuliah, materi belajar, artikel, makalah, tulisan, asisten, marketing, manajer, manager, director, direktur, renovasi, rumah, gedung, apartment, gudang, hotel, ventilator, perbaikan, pembangunan, sipil, konstruksi, kontraktor, contractor, konstruksi, construction, pekerjaan sipil, civil work, drainase, drainage, indicator, fasilitator, facilitator, sanitasi, sanitation, infrastruktur, konsultan, consultant, konsultasi, dokumen, dokumentasi, documentation, document, supervise, supervisi, supervisor, pengawasan, pengawas, sampah, persampahan, lingkungan, environment, environmental, Kontraktor STP-WTP-WWTP, Water Treatment Plant, Waste Water Treatment Plant, Sewage Treatment Plant, Kontraktor STP, Kontraktor WTP, Kontraktor WWTP, Kontraktor IPLT, Instalasi Pengolahan Limbah Tinja, amdal, bapedal, bapedalda, lab, laboratorium, sucofindo, uji, pengujian, sampel, sample, tes, pengujian, pengetesan, mikrobiologi, ahli, uji lab, standar mutu, kendali mutu, tukang, kenek, helper, borongan, pemborong, limbah, b3, bahan beracun dan berbahaya, dangerous, danger, suspicious, contain, landscaping, pertamanan, taman, landscape,Dokumen AMDAL, UKL-UKL, Audit Lingkungan, Pelaporan Lingkungan, Perencanaan IPAL, Konsultan lingkungan, audit lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup, general contractor batam, kontraktor umum batam, limbah rumah tangga, bp batam, pemko batam, pemerintah kota batam, badan pengusahaan batam, Apartment, Up Grade, Instalasi Pengolahan Air Limbah, Maintenance Peralatan, perawatan, pencemaran, infrastruktur, limbah, sampah, logam berat, mercuri, manual, otomatis, system, pekerjaan, job, evaluasi, tender, Water Intake Unit, Clarifier Unit, Water Transfer Tank, Sand Filter Tank, media, Carbon Tank Media, Multi Media, lelang, proyek, project, aerasi, Instalasi IPAL Domestic, Commercial, Konsultan, Kontraktor IPAL, Perawatan dan Pengoperasian, professional, safety, k3, keselamatan dan kesehatan kerja, restorasi, restoration, level, racun, kotor, kotoran, jijik, manufacturing, manufacture, timbale, engineering, rekayasa, sertifikasi, sertifikat, prosedur, procedure, sop, standard, operation, industry, industries, kawasan, pengolahan limbah, pengelolaan limbah, manajemen, management, system, ijin, izin, permit, pengawas, pengawasan, supervisor, supervisory, panbil, kabil, muka kuning, batamindo, tanjung uncang, galangan kapal, sekupang, batu ampar, batu merah, batu besar, nongsa, batam center, Nagoya, jodoh, analisa, analisis, metode, metoda, teknik, teknis, technique, makalah, limbah, beracun, berbahaya, medis, Kawasan Pengelolaan Limbah, HSE, Health, Safety, Environtment, Waste Management Services, kementerian, lingkungan hidup, klh, perkapalan, galangan, kapal, shipyard, perda, ranperda, rancangan, peraturan daerah, teknis, bimbingan, bimtek, training, pelatihan, standarisasi, pompa celup, pompa sentrifugal, centrifugal pump, pump, pompa, vacuum, reactor, reaktor, teknologi, ramah lingkungan, duriangkang, sei ladi, sungai ladi, dam, Typical Subsurface Flow System, Wetland batam, wetland reserve, wetland centre, wetland center, artistic, constructed wetland, artificial wetland,



Tidak ada komentar:

Posting Komentar